Pembalikan Medan Magnet Bumi - The Earths Latest Magnetic Field Reversal

Telah diketahui sejak lama bahwa medan magnet bumi telah terbalik secara berkala di masa lampau, dimana kutub utara magnet akan menjadi kutub selatan magnet bumi, begitu juga sebaliknya, yang kemudian digunakan oleh para ilmuan dalam pengembangan teori tektonik lempeng (selengkapnya: bukti pemekaran samudera).

Pembalikan medan magnet
Pembalikan medan magnet bumi telah terjadi sebanyak ratusan kali
selama sejarah geologi. (Gambar: INGV)
Peristiwa terakhir pembalikan medan magnet bumi ini disebut oleh para ahli geologi sebagai "Matuyama-Brunhes Boundary" (MBB). Nama tersebut diambil dari dua nama geofisikawan dunia yaitu: Motonori Matuyama dan Bernard Brunhes. Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekitar 780.000 tahun yang lalu. MBB merupakan salah satu dari daftar Global Boundary Stratotype Sections and Points (GBSSP), yang dipilih oleh International Commission on Stratigraphy sebagai penanda untuk awal Pleistosen Tengah, juga dikenal sebagai Ionian Stage. MBB sangatlah penting dalam mengkalibrasi umur batuan dan peristiwa geologi lainnya yang terjadi di masa lampau. Namun, umur peristiwa MBB ini masih terus diperbaiki karena adanya ketidakpastian dalam metode penanggalan umur yang telah digunakan sebelumnya.

Sebuah tim peneliti yang berbasis di Jepang dan Kanada telah memperoleh data umur baru untuk peristiwa MBB. Tim ini mempelajari debu vulkanik yang terendapkan tepat sebelum peristiwa MBB. Debu vulkanik ini mengandung kristal kecil yang disebut zircon. Beberapa dari kristal ini terbentuk pada saat yang sama saat debu vulkanik diendapkan. Dengan demikian, penanggalan radiometrik dari zircon ini menggunakan metode uranium-lead (U-Pb) untuk mendapatkan umur yang tepat dari debu vulkanik. Untuk memverifikasi temuan mereka, para peneliti juga menggunakan metode yang berbeda untuk mengetahui umur batuan sedimen yang diambil dari tempat yang sama. Hasil penggabungan menunjukkan bahwa umur MBB adalah 770.2 ± 7.3 ribu tahun yang lalu. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Geology.

Matuyama Brunhes boundary - MBB in Chiba Prefecture, Japan.
Foto yang memperlihatkan penampang geologi dari Matuyama-Brunches Boundary, di Chiba Prefecture, Jepang. (a) Overview dari penampang Chiba. (b) dan (c) tampilan close-up dari lapisan debu vulkanik (Byk-E) berada tepat dibawah MBB. Panjang mistar (b) dan diameter koin (c) masing-masing adalah 1.25 m dan 2 cm. (Gambar: NIPR, Jepang)
Dr. Yusuke Suganuma - National Institute of Polar Research, yang merupakan penulis utama, mengatakan: "Penelitian ini adalah yang pertama dalam membandingkan secara langsung data penanggalan radiometrik debu vulkanik, penanggalan batuan sedimen, dan pembalikan geomagnetik untuk Matuyama-Brunhes Boundary. Hasil kerja kami memberikan kontribusi dalam mengkalibrasi skala waktu geologi, dan akan sangat penting dalam studi-studi lain di masa depan tentang peristiwa-peristiwa geologi yang terjadi saat ini."
-----
Salam,
@EFBumi

Jurnal Terkait:
Suganuma, Y., Okada, M., Horie, K., Kaiden, H., Takehara, M., Senda, R., Kimura, J., Kawamura, K., Haneda, Y., Kazaoka, O. and Head, M.J. 2015. Age of Matuyama-Brunhes boundary constrained by U-Pb zircon dating of a widespread tephra. Journal Geology. v. 43 no. 6 p. 491-494

Post a Comment

SM-IAGI UNG

{picture#https://pbs.twimg.com/profile_images/497585628695891970/5H6NQcSq.jpeg} SM-IAGI UNG | Seksi Mahasiswa - Ikatan Ahli Geologi Indonesia Universitas Negeri Gorontalo | Ekstraksi - Konservasi - Mitigasi {facebook#http://www.facebook.com/smiagiung} {twitter#http://twitter.com/smiagiung} {google#http://plus.google.com/+SMIAGIUNG} {pinterest#http://www.pinterest.com/smiagi} {youtube#http://www.youtube.com/channel/UC6ajXFGGmFmwwt-fsxNqsigL} {instagram#http://instagram.com/smiagiung}
Powered by Blogger.