Siklus Wilson : Siklus yang sangat erat kaitannya dengan teori Tektonik Lempeng.

  Kita tau teori tektonik lempeng memperkenalkan mengenai lempengan bumi yang terpecah saling bergerak mendekat membentuk pegunungan dan menjauh membentuk lantai samudera. Nah menurut si bapak J. Tuzo Wilson, seorangahli geologi asal Kanada, bahwa akan terjadi suatu siklus tektonik dimana suatu continental akan terpecah membentuk suatu cekungan samudera, kemudian cekungan itu lambat laun akan menghilang dan akhirnya membentuk satu continental utuh lagi seperti semula. Siklus itulah yang dinamakan Siklus Wilson.




Siklus Wilson dibagi menjadi 9 tahap (Whitmeyer dkk, 2007), yaitu 1) Stable continent craton, 2) Initial rifting, 3) Early ocean basin formation, 4) Full ocean basins, 5) Island Arc Development, 6) Island arc-continent collision, 7) Cordilleran mountain building, 8) Continent-continent collision, dan 9) Peneplained continent.


Siklus Wilson (Whitmeyer dkk, 2007)


Stable Continent Craton (benua yang stabil)
            Berawal dari sebuah benua yang memiliki kesetimbangan isostatik yang sempurna, dimana gak ada gempa, gak ada aktivitas gunungapi, pokoknya tanah ini gak ada aktivitas tektonik apapun, damai, aman, dan tentram selama puluhan hingga ratusan tahun.
             
Intial Rifting (terjadinya rifting yang membelah benua)
         Kondisi benua yang stabil seperti keadaan di tahap sebelumnya tidak akan berlangsung selamanya. Suatu ketika akan terjadi ‘gangguan’ yang mengusik ketentraman benua stabil tersebut. Gangguan tersebut adalah munculnya mantel plume bersifat mafic atau ultramafic (berasal dari mantel dalam) yang naik ke permukaan membentuk hot spot. Panas yang sangat intens dari hot spot ini akan membuat benua ini membengkak, kemudian semakin menipis dan akhirnya retak. Hot spot tersebut akan membuat benua terbelah menjadi dua bagian, namun belum terpisah seutuhnya.


Tahap B (initial rifting) pada Siklus Wilson (Fichter, 1999)

            Pada gambar di atas, terlihat ada satu wilayah yang disebut Axial Rift. Axial Rift merupakan suatu bentuk lahan ‘penanda’ berpisahnya dua kerak benua, lebih rendah dari kedua sisi lainnya. Kalau dilhat-lihat, sejatinya Axial Rift itu adalah block-fault graben yang dibatasi oleh horst di kedua sisinya. Bagian horst yang berbatasan dengan Axial Rift disebut Continental Terrance (hinge zone). Awalnya bagian graben axial rift ini hanyalah bagian kecil yang diisi oleh air, tapi lambat laut bagian ini akan meregang dan kemudian akan membentuk cekungan laut tahap awal.

Early Ocean Basins Formation (pembentukan cekungan samudera)
            Benua akan terpisah saat pembentukan cekungan samudera dimulai. Cekungan samudera ini terbentuk karena magma yang terus menerus muncul di permukaan akibat arus konveksi mantel bumi. Lantai samudera yang terbentuk pada cekungan ini terdiri dari batuan mafik dan ultramafik yang memiiki densitas lebih itnggi dari kerak benua di sampingnya. Kedua benua yang telah terpisah ini akan terus menjauh ribuan kilometer selama berjuta-juta tahun.


Pembentukan cekungan samudera (Fitchter, 1999)

          At least, dari satu benua yang sangat stabil pada tahap A, karena terjadinya rifting, terbentuklah batas divergen baru dengan dua lempeng yang terpisah, yaitu benua X dan benua Y (sebenarnya kedua benua bisa terpisah di bagian mana saja, bisa utara-selatan, atau barat-timur, maka untuk memudahkan sebut saja jadi benua X dan benua Y).

Full Ocean Basins (Cekungan samudera melebar serta terbentuknya Divergent Continental Margin)

        Sebelumnya kita tau bahwa telah terjadi pemisahan dua benua yang awalnya bersatu karena rifting. Magma yang terus menerus naik ke permukaan akibat arus konveksi kedua benua saling menjauh, sehingga cekungan samudera terus menerus melebar membentuk kerak samudera baru serta divergent continental margin (DCM) atau biasa disebut sebagai tepi benua pasif (passive continental margin).  


Salah satu benua yang terpisah serta kerak samudera baru (Fichter, 1999)

         Butuh waktu sampai ratusan juta tahun hingga mencapai tahap ini, dimana pemekaran samudera telah terjadi sempurna, terbentuk batas divergen, hingga munculnya kerak samudera baru. Terlihat bekas axial rifting lama serta gunungapi yang sudah tertimbun di bawah sedimen-sedimen yang  lebih muda.

Island Arc Development (pembentukan zona subduksi tipe Island Arc)
            Ada satu titik dimana pergerakan divergen lempeng ini akan berhenti dan kedua benua yang awalnya dipisahkan itu akan bergerak saling bertemu satu sama lain. Pergerakan ini disebut sebagain konvergen. Pergerakan konvergen yang terjadi di sini menyebabkan terbentuknya zona subduksi dimana lempeng yang densitasnya lebih tinggi daripada lempeng satunya akan menunjam ke bawah.

Tipe zona subduksi (Fichter, 1999)

Terdapat dua tipe zona subduksi, yang satunya terbentuk di cekungan samudera (island arc) dan satunya terbentuk pada tepian benua (Cordilleran). Kedua tipe subduksi ini membentuk akan suatu rangakaian pegunungan vulkanik (volcanic mountain bulding). Pada tahap ini, yang terjadi yaitu pembentukan island arc, dimana lempeng samudera saling bertemu hingga membentuk busur vulaknik. Pada zona subduksi, lempeng yang menyusup ke bawah akan membentuk fitur struktur baru juga beberapa jenis batuan baru.

    
Tektonik  zona subduksi (Fichter, 1999)


Island Arc-Continent Collision (tabrakan antara island arc dengan benua)
            Setelah lempeng samudera saling bertemu dan membentuk island arc, lempeng samudera yang menyusup lambat laun akan hilang hingga kemudian island arc akan bertubrukan dengan salah satu benua, sebut saja dia akan bertubrukan dengan benua X (pembagian di tahap Early Ocean Basin Formation). Setiap tubrukan, akan ada satu lempeng yang berada diatas dari lempeng lainnya. Lempeng di atas itu dinamakan hinterland dan yang ditimpa bernama foreland. Maka bagian hinterland di tahap ini adalah island arc yang menabraki benua (foreland).

 
Tipe tubrukan (Fichter, 1999)

            Hasil dari tubrukan ini membentuk rangkaian pegunungan dibagian hinterland. Dari waktu ke waktu, pegunungan yang terbentuk ini akan mengalami erosi hingga ketinggiannya akan sama dengan permukaan air laut (peneplain). Akibat dari tumbukan island arc, maka benua X lebih besar dibandingkan dengan benua Y.

Cordilleran Mountain Building (pembentukan zona subduksi tipe Cordilleran)
            Zona subduksi yang berada di island arc telah hilang, hinterland pada benua X (island arc) sudah mengalami erosi (peneplain), namun kedua benua masih terpisah. Kemudian, terjadi zona subduksi di bagian benua Y. Terjadi zona subduksi tipe Cordilleran yang juga membentuk rangakain pegunungan vulkanik.

Continent-Continent Collision (tubrukan antar benua)
            Lambat laun, cekungan benua yang membatasi antara benua X dan Y akan menghilang karena menunjam ke bawah kerak bumi membuat kedua benua saling betubrukan. 

 
Tubrukan dua benua (Fichter, 1999)
           
Benua Y yang menubruk benua X bertindak sebagai hinterland yang memiliki rangkaian pegunungan akibat tabrakan dua benua. Sebenarnya yang ditabrak benua Y adalah busur vulanik yang menabrak benua X.

Peneplained Continent (proses erosi rangkaian pegunungan hingga kembali pada tahap benua stabil)

Rangkaian pegunungan ini lama kelamaan akan tereosi sama halnya yang terjadi pada tahap island arc continent collision (peneplain) hingga membentuk satu dataran. Setelah terjadi proses peneplain pada dua tubrukan benua ini, benua yang awalnya terpisah kini kembali bersatu dan stabil kembali, seperti pada tahap awal.




-------------------
Author : Siti Nurrahmah

Jurnal dan Artikel terkait :
·         Whitmeyer, S. J., Fichter, L. S., & Pyle, E. J. (2007). New directions in Wilson Cycle concepts: Supercontinent and tectonic rock cycles. Geosphere, 3(6), 511-526.
·         Fichter, L.S., 1999, The Wilson cycle: http://csmres.jmu.edu/geollab/Fichter/Wilson/Wilson.html.

Post a Comment

SM-IAGI UNG

{picture#https://pbs.twimg.com/profile_images/497585628695891970/5H6NQcSq.jpeg} SM-IAGI UNG | Seksi Mahasiswa - Ikatan Ahli Geologi Indonesia Universitas Negeri Gorontalo | Ekstraksi - Konservasi - Mitigasi {facebook#http://www.facebook.com/smiagiung} {twitter#http://twitter.com/smiagiung} {google#http://plus.google.com/+SMIAGIUNG} {pinterest#http://www.pinterest.com/smiagi} {youtube#http://www.youtube.com/channel/UC6ajXFGGmFmwwt-fsxNqsigL} {instagram#http://instagram.com/smiagiung}
Powered by Blogger.